31 March 2011

Berikut ini pula saya senaraikan beberapa faedah, fadhilat atau kebaikan kita berselawat atas Nabi SAW.

Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitab “jala’ul afham” menyebutkan ada lebih kurang empat puluh fadhilat berselawat atas Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , di antaranya ialah :

  1. Merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah dan mencocoki terhadap apa yang Dia lakukan berupa shalawat terhadap Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam .
  2. Mencocoki para malaikat yang juga menyampaikan shalawat atas Nabi.
  3. Orang yang mengucapkan satu shalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam akan mendapatkan sepuluh shalawat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala .
  4. Pelakunya akan diangkat sebanyak sepuluh derajat, ditulis untuknya sepuluh kebaikan dan dihapuskan darinya sepuluh keburukan.
  5. Apabila dibaca sebelum memanjatkan do’a, maka akan sangat memungkinkan untuk diijabahinya do’a itu.
  6. Menjadi penyebab untuk mendapatkan syafa’at.
  7. Menjadi sebab untuk diampuninya dosa-dosa.
  8. Merupakan sebab Allah memberikan kecukupan bagi kebutuhan seorang hamba.
  9. Shalawat akan mendekatkan kedudukan seorang hamba dengan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam nanti pada Hari Kiamat.
  10. Shalawat disejajarkan dengan shadaqah kepada orang yang kesusahan.
  11. Shalawat merupakan salah satu sebab terpenuhinya hajat.
  12. Dengan bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , maka Allah dan para malaikat juga akan bershalawat terhadapnya.
  13. Merupakan pembersih dan penyu-cian bagi orang yang melakukannya.
  14. Merupakan sebab seorang hamba mendapatkan kabar gembira dengan surga menjelang meninggal dunia.
  15. Menjadi sebab terbebasnya seseorang dari huru-hara pada Hari Kiamat
  16. Nabi akan membalas menyampaikan shalawat dan salam kepada orang yang mengucapkannya terhadap beliau.
  17. Ia menjadi sebab untuk teringatnya sesuatu yang terlupakan.
  18. Merupakan sebab untuk baiknya suatu majlis dan dapat menyelamatkan dari buruknya majlis yang tidak disebut di dalamnya nama Allah.
  19. Menjadi penyebab hilangnya kefakiran.
  20. Meniadakan predikat bakhil pada seorang hamba.
  21. Dapat menjadikan pelakunya terbimbing untuk menuju jalan ke Surga
  22. Menjadikan sebab terpancarnya cahaya bagi seorang hamba, ketika melewati ash-Shirath (jembatan di Hari Kiamat).
  23. Menjadikan seseorang dapat terbebas dari tabiat yang keras dan kasar.
  24. Merupakan penyebab untuk keberkahan terhadap diri, amal dan umur orang yang mengucapkannya.
  25. Menjadikan penyebab untuk mendapatkan rahmat dari Allah.
  26. Selawat dapat menjadikan seseorang terus-menerus mencintai Rasulullah dan bahkan akan selalu bertambah cintanya.
  27. Ia akan menjadikan seorang hamba mendapatkan hidayah dan menghidupkan hati.

Sumber : Kutaib, “Fahlail wa Tsamarat ash-Shalih ‘an Nabi saw,” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan.

10 March 2011

TIPS UNTUK SAYA & MEREKA YANG MAHU BAHAGIA...

1. Jangan Takut dan Khawatir
    Perasaan takut dan khawatir merupakan pikiran kita yang paling tidak produktif. Sebagian besar hal-hal yang kita khawatirkan atau takutkan tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa kita khawatir dan takut?
2. Jangan Pernah Menyimpan Dendam
    Dendam adalah hal terbesar dan akan menjadi beban terberat jika kita menyimpannya di dalam hati. Maukah anda membawanya sepanjang hidup? …. Saya rasa tidak. Jangan sia-siakan energi kita dengan menyimpan dendam, sudah pasti tidak ada gunanya. Gunakanlah energi kita tersebut untuk hal-hal yang positif.
3. Fokus Pada Satu Masalah
    Jika kita memiliki beberapa masalah, selesaikanlah masalah kita satu per satu. Jangan terpikirkan untuk menyelesaikan masalah secara sekaligus karena justru akan membuat kita semakin stress.
4. Jangan Membawa Tidur Masalah Anda
    Masalah adalah hal yang sangat buruk untuk kesehatan tidur kita. Pikiran bawah sadar kita adalah hal yang luar biasa yang dapat membuat kita gelisah dan tidur kita menjadi tidak nyenyak.
5. Jangan Mengambil Masalah Orang Lain Untuk Anda Selesaikan
    Membantu orang lain yang sedang dalam masalah adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil porsi terbesar untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut justru itulah kesalahan terbesar. Biarkanlah orang tersebut yang menyelesaikan masalahnya sendiri dengan porsi terbesar.
6. Jangan Hidup di Masa Lalu
    Mungkin terasa nyaman bagi kita mengingat hal-hal yang menyenangkan di masa lalu tetapi jangan anda terlena didalamnya. Konsentrasilah dengan apa yang terjadi saat ini, karena kita pun akan bisa merasakan banyak kebahagiaan di saat ini. Saya yakin kita akan mempunyai perasaan yang jauh lebih berbahagia jika kita merayakan apa yang terjadi saat ini dibanding dengan mengingat-ngingat kebahagiaan di masa lalu.
7. Jadilah Pendengar yang Baik
    Mungkin sebagian besar orang termasuk saya :) susah untuk menjadi pendengar yang baik. Justru sebaliknya kita mengharapkan orang lain yang mendengarkan omongan kita, tetapi sebetulnya dengan belajar mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan banyak hal baru yang dapat sangat berguna bagi kebahagiaan hidup kita.
8. Jangan Biarkan Frustasi Mengatur dan Bahkan Mengacaukan Hidup Anda
    Kasihanilah diri kita lebih dari apa pun, maksud saya adalah janganlah kita menyerah pada frustasi. Maju terus. Ambillah tindakan-tindakan positif dan lakukanlah dengan konsisten.
9. Bersyukurlah Selalu
    Bersyukur dan berterimakasihlah atas semua yang kita dapatkan, bukan hanya hal yang positif saja tetapi juga hal yang negatif, karena saya percaya dibalik setiap hal yang negatif tersebut ada hal baik yang bisa kita pelajari

SEKADAR PENGISIAN..

Firman Allah dalam surah al-Ma’un ayat 4-6 yang bermaksud:
"Maka celakalah bagi orang yang solat. (Iaitu) orang yang lalai solatnya dan orang-orang yang riak."


Pengertian riak
Riak itu ialah melakukan kebaikan dan amal ibadat semata-mata untuk mencari tempat di dalam hati manusia.

Perkara yang diriakkan oleh manusia;
1. Riak dari segi badan

Riak jenis ini menunjukkan seseorang itu menampakkan keletihannya kerana berpuasa dan banyak berjaga malam untuk beribadat.

2. Riak pada pakaian

Seseorang itu memakai pakaian yang menunjukkan kewarakan dirinya sedangkan hakikatnya tidak. Memakai pakaian sebegini di hadapan golongan tertentu kerana kepentingan diri sedangkan di waktu lain dia bukanlah sebegitu malah hatinya juga bukanlah berniat untuk mendapat keredhaan Allah tetapi mengharap penghormatan daripada orang lain.

3. Riak dengan perkataan

Riak ini adalah seseorang itu menunjukkan dirinya seorang yang benar dan ikhlas melalui perkataan yang keluar dari bibirnya. Tuturnya seperti seorang penasihat dan pensyarah. Dia memilih lafaz-lafaz yang halus dan dalam maknanya juga kata-kata hikmat beserta hadith. Dia juga berkata seperti kata para Nabi dan aulia sedangkan pada hakikatnya dia sebenarnya sunyi dan kosong.

4. Riak pada amalan

Orang sebegini adalah sering menzahirkan khusyuk dalam solat dan sengaja memanjang-manjangkan rukuk dan sujud apabila ada orang melihatnya. Orang seperti ini sering bersedekah secara terang-terangan, pergi menunaikan fardhu haji, berjalan menundukkan kepala dan kurang berpaling ke kanan dan ke kiri padahal Allah mengetahui batinnya. Sedangkan jika dia bersendirian amalannya bukan sempurna sebegitu, seperti solat dengan cepat, berjalan laju dengan matanya sering meliar ke sana ke mari dan sebagainya.

5. Riak dengan ramainya murid dan pengikut

Seseorang itu berasa bangga dengan murid dan pengikut yang ramai. Demikian juga seperti seseorang yang sering menyebut nama ulama’ itu dan ulama’ ini bagi menunjukkan dirinya seorang yang banyak bertemu dengan syeikh dan ulama.

Bagaimana mengelakkan sifat riak?
Rawatan terbaik bagi segala penyakit di muka bumi ini adalah dengan menjauhi sebab-sebab dan punca terjadinya penyakit.

Terdapat beberapa cara untuk menghindari sifat riak daripada menguasai hati;

1. Sentiasa mengingatkan diri sendiri tentang perkara yang diperintahkan Allah dan juga sering menyucikan hati dengan melakukan ibadat-ibadat khusus seperti zikir dan membesarkan kekuasaan Allah.
 
2. Mengawasi diri agar sentiasa takut akan kemurkaan Allah. Dengan ini akan membawa diri agar sentiasa berwaspada dalam melakukan perkara yang boleh mengheret kepada dosa dan seksaan Allah pada hari akhirat kelak.
 
3. Berwaspada terhadap perkara-perkara yang boleh menghapuskan pahala amalan yang dilakukan akibat riak.
 
4. Menanamkan di dalam diri bahawa melakukan sesuatu perkara kerana manusia sehingga membawa kemurkaan Allah itu patut dijauhkan.
 
5. Sentiasa mengawasi diri daripada lalai terhadap ujian dan nikmat yang dikurniakan Allah untuk menghampirkan diri kepada Allah.
 
6. Ikhlaskan diri dalam setiap amalan yang dilakukan. Apabila berasa suka dipuji dan diberi penghargaan setiap kali membuat sesuatu perkara yang baik dan berasa terhina apabila ditegur, maka inilah tanda wujudnya sifat riak.
 
Adakalanya terdapat juga orang yang melakukan amal kebajikan dengan niat ikhlas kerana Allah, namun dia mendapat mendapat perhatian daripada orang lain atas amalannya. Keadaan ini tidak diambil kira sebagai riak kerana dia sememangnya niat dengan ikhlas pada awalnya. Namun, untuk melakukan satu-satu ibadat pada permulaannya akan menyebabkan timbulnyaperasaan riak dan rasa bangga diri, namun apabila amal itu sering dilakukan dan berterusan dengan niat ikhlas pastinya perasaan riak itu akan terhapus sedikit demi sedikit.

Janganlah takut untuk pergi ke masjid, mendengar tazkirah, menunaikan solat jemaah dan sebagainya kerana takut akan dikatakan riak sedangkan dengan riak itulah akan mendorong dan menggalakkan kita untuk beramal dan meningkatkan ibadat. Tetapi,jangan biarkan perasaan riak itu terus menerus menguasai diri kerana apabila ada riak dalam setiap amalan maka amalan yang dilakukan adalah sia-sia belaka